Madiun, INFO_PAS – Selama bulan Ramadan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pemuda Kelas IIA Madiun tetap menjalankan program pembinaan kemandirian bagi warga binaannya. Meskipun bulan suci ini identik dengan kegiatan ibadah, warga binaan tetap aktif dan produktif dengan melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung kemandirian, seperti pertanian, perikanan, barbershop, penjahitan, laundry, perkayuan, dan tata boga, Kamis (20/03).
Kepala Lapas Pemuda Madiun, Wahyu Susetyo, menjelaskan bahwa kami berkomitmen untuk memastikan warga binaan dapat memanfaatkan waktu Ramadan dengan maksimal. "Kami mengedepankan pembinaan kemandirian yang tidak hanya fokus pada aspek keagamaan, tetapi juga keterampilan yang dapat berguna setelah mereka kembali ke masyarakat. Kegiatan ini juga membantu mereka untuk tetap produktif dan menjaga semangat," ujar Wahyu.
Berbagai kegiatan ini dirancang untuk membekali warga binaan dengan keterampilan praktis yang dapat digunakan untuk membangun kehidupan setelah menjalani masa pembinaan. Kegiatan seperti pengelolaan pertanian, pemeliharaan ikan, pembuatan kerajinan kayu, penjahitan, laundry, layanan barbershop, dan tata boga menjadi pilihan utama dalam program ini. Semua kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan keterampilan yang berguna dan mendukung kemandirian warga binaan.
Salah seorang warga binaan mengungkapkan rasa syukurnya mengikuti kegiatan pembinaan di bidang tata boga. "Selain beribadah, saya merasa lebih bermanfaat karena bisa tetap produktif dengan keterampilan baru seperti tata boga. Saya berharap keterampilan ini bisa saya terapkan di masa depan," ujarnya.
Kegiatan pembinaan ini juga memberikan manfaat bagi operasional Lapas, seperti penyediaan makanan dari hasil pelatihan tata boga dan produk-produk lainnya yang dihasilkan dari kegiatan kerja mereka. Selain meningkatkan kemandirian warga binaan, kegiatan ini juga membantu memenuhi kebutuhan lapas dan dapat dijual untuk mendukung kegiatan lain.
Kegiatan ini juga selaras dengan semangat perintah harian Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, yang dikenal dengan Panca Carana Laksya Pemasyarakatan, yakni upaya untuk menjadikan sistem pemasyarakatan sebagai lembaga yang mampu mengubah warga binaan menjadi individu yang mandiri, terampil, dan produktif, serta memiliki keterampilan yang berguna bagi kehidupan mereka setelah kembali ke masyarakat.
Dengan adanya pembinaan kemandirian yang beragam ini, diharapkan warga binaan dapat merasakan perubahan positif dalam hidup mereka dan lebih siap menghadapi kehidupan setelah masa hukuman selesai. Program ini juga menjadi bukti bahwa Lapas Pemuda Madiun berkomitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi para warga binaannya, terutama di bulan suci Ramadan yang penuh berkah. (Humas Lapas Pemuda Madiun)
0 Komentar