Langsa LintasPe-
Tinggal menghitung hari, tepatnya pada tanggal 24 Mei s/d 28 Mei 2018 Road to 6 Conquest Cup Fetih Kupasi 2018, yakni merupakam kejuaraan pada turnamen internasional panahan tradisional palin bergensi di dunia, Fetih Kupasi Cup Ke VI di Istambul Turki di rencanakan di ikuti 50 Negara. Selain itu even turnamen yang dilaksanakan di Turki pada tahun ini juga merupakan dalam rangka mengenang 100 tahun Sulthan Mahmed II Turki yang diberi nama even tersebut 6 ONQUEST CUP FETIH KUPASI.
Sementara untuk Indonesia sendiri nantinya akan berangkat mewakili panahan tradisional yakni komunitas KPBI pusat ( Komunitas Panaham Berkuda Indonesia) dan KPBI Aceh Darusalam. Diantara mereka yang akan tampil pada even tersebut di Turki mewakili Indonesia yakni, Irvan Setiawan Mapaseng, Roy Ambar, Fahmi Ranggamurti, Sabdurrahman ( Aceh), dan Ernita Susanti (Putri).
Sabdurrahman merupakan putra Aceh Kelahiran matang setui 1990 Langsa Aceh, yang juga sebagai ketua KPBI Aceh Darusalam, ini sudah kali kedua keberangkatannya pada even internasional, Kata salah seorang anggota KPBI Aceh Darussalam, Khairu Munawar (Radja) di temui Media lintas pe- di Langsa Jumat (18 Mei 2018), Ia Menyebutkan yang paling menarik dan menjadi perhatian kita, sebagai anak Aceh yang juga pewaris budaya, Tampilnya saudara ketua KPBI Aceh Darusalam di awal perhelatannya dari kuala pilah di Negeri Sembilan Malaysia yang turut ambil 500 pemanah dari beberapa Negara pada akhir Januari 2018 lalu, dan susatu yang patut di apresiasi bahwa saudara Sabdurrahman dapat peredikat pemanah terbaik ke dua pada sesi static jarak 40 Meter dengan perolehan nilai 85. “Kata Radja.
Dengan memakai pakaian tradisioanl adat Aceh, Sabdurrahman dengan bangganya tampil elegen bersanding dengan para pemanah lainya yang mewakili masing – masing Negara yang juga memakai pakaian budaya masing-masing. Namun sayang perhatian pemerintah Aceh terkait dengan tampilan pakaian adat aceh pada even panahan tradisional di Malaysia januari 2018 lalu bahkan persiapan keberangkatan ke Negara Turki pada Minggu ini juga tidak ada perhatian, padahal tradisi kegiatan turnamen memanah ini merupakan tampilan beragam busana adat budaya trdisional serta busana nasional yang berasal dari masing-masing negara yang nanti akan di pertunjukan.
Menurut Radja, KPBI sebagai wakil Indonesia telah mengikuti berbagai even panahan tradisional di Asia hingga eropa, selain itu melalui KPBI kita juga dapat memperkenalkan dengan baik cirri khas budaya, karakter dan keberagaman daerah di Indonesia di Mata Dunia, sebab KPBI juga merupakan ajang diplomasi budaya dan jatidiri di dunia internasional, untuk Aceh sendiri (KPBI) Komunitas Panahan Berkuda Indonesia, baru seumur jangung yakni pada tanggal 09 Februari 2017 yang lalu, namun kiprahnya dalam perhelatan sudah sepatututnya di apresiasi, untuk even di Istambul Turki, 2018, Perwakilan KPBI Aceh Darusalam turut mewakili Indonesia di Turki, “Kata Radja. (Muhammad Thaib)